Setelah bermiswak dan berwudlu, hendaknya duduk di tempat yang sepi dengan penuh hormat dan kerendahan sambil menghadap kiblat.Kemudian dengan menghadirkan hati dan khusyu’, kita membaca Al-Qur’an dengan perasaan seperti kita sedang mendengarkan bacaan Al-Qur’an langsung dari Allah SWT. Jika kita mengerti maknanya, sebaiknya kita membacanya dengan tadabbur dan tafakkur.
Apabila menemui ayat-ayat rahmat, hendaknya berdo’a untuk mengharap ampunan dan rahnat-Nya. Apabila menjumpai ayat-ayat adzab dan ancaman Allah SWT., hendaknya kita meminta perlindungan kepada-Nya, karena tidak ada penolong selain Allah SWT., Apabila kita menemukan ayat tentang kebesaran dan kemuliaan Allah SWT, maka ucapkanlah Subhanallah. Apabila kita tidak menangis ketika membaca Al-Qur’an, hendaknya kita berpura-pura menangis. Seorang penyair berkata ” Puncak kelezatan bagi yang sedang bercinta adalah saat datang kekasihnya. Dengan pengakuan diri, terus menerus menghamburkan air mata ”
Seandainya tidak bermaksud untuk menghafal Al-qur’an, maka jangan membacanya terlalu capat. Hendaknya kita letakkan Al-Qur’an di atas bangku, bantal, atau tempat yang agak tinggi. pada waktu membaca Al-Qur’an , kita tidak boleh berbicara dengan siapapun. Apabila ada keperluan berbicara ketika kita membaca Al-Qur’an, maka kita harus menutupnya terlebih dahulu. Selesai berbicara, kita awali lagi dengan membaca ta’awudz. Jika orang-orang disekeliling kita sedang sibuk, sebiknya kita membaca Al-Qur’an dengan suara pelan. Apabila tidak, lebih baik membacanya dengan suara keras.
Alim Ulama telah menulis, ada 6 adap lahiriah dan 6 adap batiniyah dalam membaca Al-Qur’an
Adap Lahiriah
- Membacanya dengan penuh rasa hormat, ada wudlu, dan duduk menghadap kiblat.
- Tidak membacanya terlalu cepat, tetapi dibaca dengan tajwid dan tartil
- Berusaha menangis, walaupun terpaksa berpura-pura menangis
- Memenuhi hak ayat-ayat adzab dan rahmat sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya.
- Jika dikhawatirkan akan menimbulkan riya’ atau mengganggu orang lain, sebaiknya membacanya dengan suara pelan. Jika tidak, sebaiknya membaca dengan suara keras.
- Bacalah dengan suara yang merdu, karena banyak hadits yang menerangkan supaya kita membaca Al-Qur’an dengan suara yang merdu.
Adap Batiniyah
- Mengagungkan Al-Qur’an di dalam hati sebagai kalam yang tertinggi.
- Memasukkan keagungan Allah SWT dan kebesaran-Nya karena Al-Qur’an adalah kalam-Nya.
- Menjauhkan rasa bimbang dan ragu dari hati kita.
- Membacanya dengan merenungkan makna setiap ayat dengan penuh kenikmatan. Rasulullah Sholawallahu ‘alaihi wasallam pernah berdiri sepanjang malam sambil berulang-ulang membaca ayat:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
artinya:”Jika Engkau mengadzab mereka, mereka itu adalah hamba-Mu dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Mahaperkasa dan Mahabijaksana.”(Q.s.Al-Maa-idah:118.
Pada suatu malam, Sa’id bin Jubair rah.a membaca satu ayat dari surat Yaasiin, yaitu ayat 59 hingga tiba waktu subuh.
5. Hati kita mengikuti ayat-ayat yang kita baca. Misalnya, apabila membaca ayat-ayat rahmat, hendknya hati kita merasa gembira dan senang. Sebaliknya ketika membaca ayat-ayat adzab, hati kita hendaknya merasa takut.
6. Telinga benar-benar ditawajuhkan seolah-olah Allah sendiri sedang berbicara dengan kita dan kita sedang mendengarkannya.
sumber: kitab Fadhilah Amal. karangan Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi rah.a
Wuhuy,pertamax udah ane amanin….
hhahaha,Manteb bro….
Lanjutkan….!
maturnuwun sanget………